Tuesday 19 July 2011

Conquer Theory #11

perbedaan kata yang manis dengan kata yang tulus berbeda tipis; kata yang manis bertitelkan jenius, sedangkan kata yang tulus bertitelkan naif

Conquer Theory #11 

sketsa #3 : best seconds ever had


Monday 11 July 2011

Conquer Theory #10

jika setiap orang diberikan sebuah permintaan, keinginan mereka merujuk pada hal yang sama; mereka ingin bahagia

Conquer Theory #10 

esai #1

teks ini hanya berisi pemikiran yang mungkin tidak semua dapat mencerna.
cerita ini bukan dengan maksud negatif, gua menulis ini agar gua dapat mengambil pelajaran bila suatu hari membaca ini.




Kisah darimu, ayah.

gua lahir di keluarga yang merintis dari nol, bukan sebuah keluarga kaya.
bokap cerita banyak bagaimana semua usahanya menjadi seperti sekarang ini, betapa sulit, yang bahkan ironis.
bokap berasal dari satu kampung, di Tanah Merah, Sumut.
dia selalu bercerita betapa sulitnya dia mendapatkan semua ini, dan hanya dengan pertolongan Allah dia mampu sampai sekarang.

mungkin gua bukanlah anak yang berbakti, karena setiap dia bercerita tentang masa lalunya, gua anggap itu cuma lullaby agar gua bersemangat belajar. gua selalu bilang, 'ah bosen pah, papa uda cerita berulang kali. haah..'
gua dulu ga pernah camkan apa yang dia ceritain, hahaha. mungkin karena gua belum cukup umur untuk mengambil segala sesuatu yang bermanfaat dari cerita-ceritanya.
tapi, sekarang gua mengerti. sangat jelas.

bokap berasal dari keluarga petani, dengan 6 saudaranya yang lain--1 adiknya telah meninggal--yang tidak semuanya tamat sekolah.
kedua orang tuanya buta huruf, keduanya hanya mengerti nominal dalam uang. ayahnya seorang penjual ikan, yang kerap menjual hasil tangkapannya ke tempat yang jauh, dan hanya dengan berjalan kaki. dan ibunya hanya seorang petani.
bokap gua selalu ngangon kerbau miliknya, sambil belajar. Ia selalu menempelkan dinding kamarnya dengan berbagai hapalan, kamarnya sesak dengan tempelan kertas-kertas hapalan.
bokap tidur di tanah semen, jika ada tikar dia pakai tikar. dia belajar menggunakan lampu templok dengan tekun.
teman-temannya beli buku paket, dia tidak. karena orang tuanya ga sanggup buat beliin buku. dia selalu menyalin buku itu di buku catatannya. Ia ga kenal lelah dalam berusaha. ini yang membuat gua bingung dengan semangatnya. bokap bilang, dia selalu bersemangat belajar karena dia ga mau menjadi petani, dia mau jadi orang yang hebat.

teman-temannya les, dia tidak. teman-temannya naik angkutan, dia hanya bersepeda. padahal notabene sekolah menengah pertama tidak ada di kampungnya, dia harus pergi jauh ke kota.
pernah dia bercerita, ketika dia menggoes sepedanya di jalan raya, dia melihat temannya didalam angkutan umum sedang tertawa. bokap gua berpikir, 'apa mereka menertawakan aku ya?'. gua sendiri lirih mendengarnya, namun dia tetap menggoes dan menenangkan hatinya dengan pikiran, 'ah, gapapa lah, mereka dikasi rejeki sama Allah bisa naik angkutan, tapi Allah udah ngasih saya otak yang lebih dari mereka.'

yang lebih buat gua salut, bahasa inggrisnya. teman-temannya yang les nilainya dibawah bokap, padahal ia ga les. kebetulan teman-temannya les pada guru yang mengajar pelajaran bahasa inggris, jadi ketika gurunya tau nilai murid-murid yang ikut bimbingan belajar dengannya mendapat nilai yang lebih kecil dari bokap yang tidak les sama sekali, dia marah pada murid bimbingannya itu.

dia selalu mendapat juara 1 di kelas, dia selalu bilang ke gua kalo rangking 1 di kelas itu selalu dia dapetin, dan rangking paralel kelas--8 kelas--dia hanya mampu ranking 3 untuk ranking terbaik paralelnya. tapi menurut gua itu sudah lumayan untuk orang yang tinggal diujung dengan ekonomi dibawah sederhana. dia selalu mendapat beasiswa dalam perjalanan sekolahnya.

dia pernah menyukai beberapa wanita sewaktu sekolah dulu, namun dipikarannya selalu: 'ah apalah aku ini, dia ga bakal suka sama aku, aku ga punya apa-apa'.

ironis, ketika anak-anak lain orang tuanya datang untuk mengambil rapot di sekolah, namun tidak begitu dengan bokap gua. orang tuanya selalu sibuk bekerja mencari nafkah agar bisa terus menyekolahkan anak-anaknya.
selalu begitu. padahal dia ingin orang tuanya melihat anaknya berhasil di sekolah.
pernah sekali ayahnya datang kesekolah, namun ketika nama bokap dipanggil untuk naik keatas panggung, ayahnya entah pergi kemana dan tidak melihat anaknya di panggung. setiap kali dia menunjukkan rapot pada ibunya, ibunya tidak terlalu mengerti betul apa arti nilai rapot yang bagus. ibunya selalu bilang, 'Kasrin, kamu belajar yang gigih ya nak, mak ga bisa terus biayain kamu, karena adik-adik kamu masih ada yang harus sekolah'.
namun bokap gua selalu gigih dalam belajar.

bokap gua sangat tekun belajar, sehingga dia mampu masuk SMP, SMA, dan USU dengan mengandalkan beasiswa. dia juga dibiayai perusahaan tempat dia bekerja ke Amerika, dll.

terakhir, gua ingat beberapa kata yang dia ucapkan ke gua:
'saya dari ujung berung bisa sampai ke Amerika, tapi kamu? dilahirkan dalam keadaan lebih baik, tidak mampu lebih dari saya. terkadang papa kecewa..'
dan dalam hati gua hanya bisa berkata, 'maafin dani yang kurang berusaha pah, dani akan berusaha lagi..'




esai #1, selesai