Monday 25 June 2012

Daily Record #1

insiden usai sarapan.

hari ini aku baru saja mengalami musibah. aku kehilangan dompetku. berkecamuk rasanya, pengen galau enggaa, pengen marah enggaa, pengen ketawa juga engga. haah

kejadian itu terjadi ketika aku sarapan sebelum ujian UAS. aku memang setiap hari sarapan disana, dan so far ga ada insiden pencurian walaupun si pemilik teledor. namun prasangkaku yang seperti itu berubah setelah aku mengalami kehilangan yang seperti sekarang ini.
kejadian itu terjadi sehabis makan, dimana aku akan mengambil dompet yang masih di motor dekat meja makanku. ketika kulihat kantung motor (sayap dalam Honda mio), satu yang aku pikirkan, "ah, mungkin di meja.." namun perasaanku berkata lain. ada sesuatu yang tidak benar dan tidak seharusnya terjadi. seraya berpikir keras tersebut aku melirik meja makanku yang hanya tersisa piring kotor, gelas, teko, dan koran hari kemarin. logikaku masih berseteru dengan intuisi yang mengatakan dompetku telah hilang. aku dengan tenang berjalan kearah motor, dan benar saja; intuisiku mengalahkan logikaku. hilang. dompetku dan seisinya hilang. panik? tentu, tapi aku tidak bertingkah panik. setelah menilik reka kejadian saat itu ke belakang, memang ada perasaan yang ganjil. banyak gelagat yang mencurigakan dari beberapa orang; tukang parkir, orang yang makan disebelahku, dan ruko laundry sebelah tempatku makan. tapi aku tetap tenang dan berpikir positif ketika makan, dan melanjutkan  makanku sampai usai. setelah aku menghabiskan sarapanku, aku berjalan ke motor, dan hingga akhirnya aku berdiri disana yang memikirkan reka ulang kejadian tersebut. "sudahlah, memang ini salahku. mungkin ada yang lebih membutuhkan dompet itu. mungkin jika aku ikhlas, Allah akan mengganti yang lebih baik", pikirku. aku pun terpaksa berhutang kepada bapak penjual sarapan--bapak ini sangat kupercaya, dan sepertinya tidak mungkin jika bapak ini yang mencuri--dan pulang ke kos dengan perasaan yang masih sama saat aku menuliskan kisah ini.

"haah?! hilang? kok bisa??", ujar bang Kharisma. terpaksa aku memaparkan kejadian yang sebenarnya sampai saat aku tiba ke kos. bang Kharis (panggilannya) menasehatiku seperti layaknya abang yang diidam-idamkan semua anak laki-laki. dia tegas, namun tidak menyalahkan apalagi marah. diantara nasehatnya dia bercerita pengalamannya sedikit. "temen abang juga pernah kehilangan dulu disini dann, makanya hati-hati dengan orang medan, apalagi tukang parkir, tukang becak, dan supir angkot. kalo abang, udah abang hantam itu tukang parkir--pada saat kehilangan memang tukang parkirlah satu-satunya tersangka yang cocok untuk aku utarakan, semoga aku tidak menjadi su'uzhan karenanya--memang kurang ajar itu, apa mau kita kesana? biar kita hajar!! ngga bisa dibiarin orang kayak gitu dann, mesti dikasi pelajaran! apa perlu kita kesana?" ujar bang Kharis yang nada bicaranya semakin meninggi. "ngga usah bang, ini memang salahku kok. mungkin sudah semestinya kayak gini, mungkin ada kesalahan yang kulakukan jauh sebelum ini, sehingga berdampak seperti ini." ujarku. namun bang Kharis tetap bersikeras mengajakku kesana, tapi aku melarang. toh sebenarnya bukan si pencuri yang salah, tapi aku. karena aku sengaja meninggalkan dompetku di motor dekat meja makanku. mungkin benar penggalan kalimat yang diutarakan sebuah berita di media televisi; "kejahatan bukan terjadi karena niat si pelaku, tapi karena ada kesempatan." jadi aku hanya berusaha berpikir positif sejak insiden tersebut.

ATM-ku sudah kublokir, dan aku berniat melaporkan hal ini ke kepolisian terdekat esok harinya--ketika kutelpon ayah, dia berkata bahwa kantor polisi mau menerima laporan kehilangan cuma sampai sekitar jam 2 siang--agar bisa cepat dibuatkan kartu ATM yang baru.
haah, aku masih kepikiran isi dompetku. bukan uang yang kupermasalahkan (lagipula uang tersisa di dompet hanya 13.000 rupiah), tapi semua kartu dan kertas penting. sebuah kartu ATM, SIM A, SIM C, STNK motor yang belum genap satu bulan kumiliki, serta kartu makan Griya (kartu makan layang yang memiliki kotak angka 1 hingga 60, setiap kali makan akan dicoret satu kotak angka). "haah, makan apa lah ya aku besok?" pikirku.
untuk makan sampai akhir bulan, biaya bensin, dan biaya melapor polisi nanti--masih aja KKN, emang polisi dimana-mana sama aja.--semoga bisa meminjam sama abang kos. untuk membuat ulang KTP bisa kuserahkan fotokopi KTP, untuk membuat ulang SIM sepertinya aku harus tes lagi (hahahaha cape deh), nah yang untuk STNK ini aku bingung. sudah ngurusnya berbelit-belit, belum ada fotokopi STNK, biayanya mahal, dan bukan seperti jakarta yang kantor polisi disana aku sering mengurus berkas-berkas kendaraan keluarga. tapi ada satu lagi kendala yang lebih besar: aku malas sekali berurusan dengan yang berbelit-belit dengan UUD (ujung-ujungnya duit).

sekarang aku mendinginkan pikiranku yang esok akan digunakan kembali ketika lanjutan UAS. sesungguhnya semua yang terjadi merupakan rencanaNya, dan insyaAllah kehilangan kali ini apabila aku bisa menjalaninya dengan ikhlas dan tabah, akan diganti dengan yang lebih baik. amin.

sekarang aku belajar satu hal mengenai kehilangan, semoga insiden seperti ini tidak terjadi kepada anda yang membaca. waspadalah kepada siapapun, termasuk kekhilafan pada diri anda.

5 comments:

  1. Innalillahi, ilang dompet ya dan? Jadi inget gue juga pernah ilang dulu.

    Sabar yaa, insyaAllah kalo ikhlas pasti ada gantinya tapi dari sisi yang ga diduga :)

    Semangat UASnya :D

    ReplyDelete
  2. iya nis, cuma bedanya gua kehilangan karena kesalahan gua sendiri, ga kayak lo yang memang murni musibah.
    iyaa, insyaallah gua sabar kok. thanks ya nis hehe :)
    kalo masalah uas sih gua emang ga semangat dari awal. wkwkwk

    nis niiis, gua punya referensi buku bagus deh, coba lo cari di toko buku yaa. judulnya 'yang galau yang meracau' karya fahd djibran.
    gua jamin kalo lo baca insyaalah lo bakal makin sayang deh sama Allah. recommended banget banget deh pokoknya. hahahaha :D

    ReplyDelete
  3. 'yang galau yang meracau'? Pernah denger sih tapi gatau isinya, emang tentang apa dan bukunya?

    ReplyDelete
  4. wah pokoknya mantep deh nis. jadi isinya ada tiga pokok: setan, cinta, dan tuhan. dan pemikiran penulisnya itu beda deh, islami banget, tapi ga kuno, gua aja terharu bacanya. manteeeeeeepp

    coba lo liat sinopsis di cover belakang bukunya, baru lo putusin untuk beli atau engga.
    gua juga pengen ngoleksi bukunya fahd djibran yang lain, tapi jauh belinya, mesti ke kwitang. haah -_____-

    ReplyDelete
  5. Kayaknya dari penjelasan lo seru deh dan, gue pernah baca sekilas di koran jadi buku rekomendasi gitu juga.

    Jauh banget di kwitang -_-. Padahal di Jakarta book fair pasti diskon tuh, duh jadi pengen kan haha.

    ReplyDelete