Thursday 26 April 2012

langit dalam kiasan

aku inginkan bintang itu,
apalah!
sedang yang kubutuhkan cukup mentari
tak apalah.

datang saat menimbang
kala hati mengenang hari-hari yang dianggap purba
kala langit begitu indah, silih berganti mendasari fenomena
kerap memberatkan hela nafas, tatih.

pernah sekali hati ini terbuka atas kehendakku
pernah ketulusan kalahkan hati, telak.
bintang pertama kala malam.
berpandang di garis yang sama, berada di garis yang lain

pernah sekali hati ini mampu terbuka oleh untaian tua
pernah keberadaan bantu aku mengecap semua rasa, sangat nikmat.
matahari satu-satunya yang menerangi kala siang.
bergelimang rahasia, sarat perhatian


beberapa carik lain berisikan kisah indah tersimpan rapi, terkunci.
getarkan dada.
namun terlupakan semua nama, hampir semua
yang ada hanya aku.


petang menyapa, memaksa tuk memandang diantara keduanya
pandangan disematkan, menimbang.
subuh pun menyambut, memaksa tuk memilih diantara keduanya
pilihan disematkan, terus menimbang.


terkadang mendung halangi aku memandangi bintang, 
terkadang cahaya terik halangi aku memandangi mentari
apa aku harus terus mendongak ke atas?
sedangkan langkah tak tahu dimana bumi dipijak.


tempo dalam hitungan pasti berlaga dengan diri
terus menghina, terus menyeringai
menyiratkan maksud akan jawaban terbaik,
khianati hatiku sendiri.


tak pantas para penghias langit inginkan berpijak bersama disini,
dan terus mendambaku berada dalam jangkauan, takkan mampu.
berupaya tuk hindarkan aral yang akan ada di jalanmu dan bisikkan,
masih jauh tuk sampai.

No comments:

Post a Comment