Sunday 15 April 2012

sajak hilang

kini aku kembali kehilangan
kini, kini, kini.
menangis tuk merusak siluet,
aku tetap tidak akan menangis.

salahku sejak dini
dini, dini!
langkahi anugerah dalam hidup,
tersingkap, lalu melepuh dalam genggaman.

dan cinta,
aku buta.
sudah kuulangi aku buruk.
semakin menjauh aku dari permukaan

kenapa bunga-bunga kusimpan dalam gubuk ini?
seharusnya dapat bersemi di taman kan?
tersalah, menutup tirai, menuai kabut
pekat.

dan seniman yang bersenandung di hati,
memekik!
menangis tuk merusak senandung,
aku tetap tidak akan menangis.

rujuk?
disini bertanya pantaskah maaf memaafkanku dengan maaf?
aku bahkan tak memaafkan aku
berputar, berlari, berdalihlah segala perangai

siapa yang harus kudengar?
semua bisu
bayangan tentangku tak serupa apa yang kalian bayangkan,
bunga.

kini telah kutanam bunga-bunga dari gubuk ini,
jauh, sangat jauh di taman sana
maaf.
dengan segala arti yang layak, dengan segala arti kesalahan.

kuingat hari ini,
dimana aku yang lain beranjak dari bangku goyang
dimana lembaran usang berbau takkan kuhapus dan terus kubaca,
hingga temukan kata maaf.

No comments:

Post a Comment